Gunadarma BAAK News

Minggu, 25 Desember 2011

LARANGAN PLAGIATISME, SUDAHKAH DIJALANKAN??

Mencontek mungkin memang sudah akrab benar kata itu ditelinga kita. Pertanyaan mendasarnya, bagaimanakah kita menanggapi hal tersebut? Tidak mudah memang menghindari hal demikian. Larangan mencontek sudah pasti dijalankan oleh semua instansi yang berkaitan dengan pendidikan. Di kampus kita pun juga dengan jelas bahwa kegiatan mencontek atau plagiatisme dilarang keras di kampus kita. Namun menanggapi hal tersebut, kira-kira sudahkah masyarakat kampus kita menjalani hal tersebut. Sudahkah kita semua menghindari tindakan mencontek atau plagiatisme.

Sangat disayangkan rupanya, bahwa kekritisan sebagai mahasiswa tentang hal tersebut masih sangat minim. Mereka masih banyak yang melakukan hal tersebut, mencontek dalam hal ini untuk kepentingan pribadi mereka. Bukankah seharusnya kita belajar untuk dapat tidak melakukan hal tersebut? Bukankah ketika kita sudah menyanggupi menjadi mahasiswa sudah seharusnya kita belajar untuk lebih dewasa menanggapi hal tersebut. Belajar pula untuk bisa mengubah kebiasaan buruk terdahulu kita yaitu pada masa SMA, salah satunya adalah mencontek.

Menurut saya tindakan mencontek tersebut sungguh sangat tidak terpuji, sungguh tindakan yang merugikan orang lain pula. Ketika seseorang mencontek atau bahkan sampai memaksa mencontek pekerjaan orang lain, itu berarti orang yang mencontek tersebut tidak bisa menghargai hasil kerja atau karya orang lain. Miris bukan ketika ada seorang mahasiswa yang ketika ujian bukannya mempersiapkan diri dengan baik supaya sukses untuk ujian mata kuliah tersebut, malah sibuk memikirkan untuk membuat contekan atau sibuk memikirkan bagaimana supaya bisa mencontek ketika di ruangan ujian. Dari kasus tersebut, berarti dia sendiri sudah tidak percaya lagi akan kemampuan dirinya untuk bisa dan berusaha untuk menjalani ujian tersebut. Dia bergantung pada contekan dan teman lainnya untuk memberikan dia contekan. Sama sekali tidak ada rasa menghargai atas usaha temannya yang sudah susah payah belajar supaya bisa mengikuti ujian. Dengan gampang dan tanpa rasa bersalah malah mencontek.

Ketika itu semua akrab terjadi, maka pertanyaan besar bagi saya adalah lalu apakah penghargaan untuk seseorang yang sudah berjuang begitu tekun untuk mendapatkan yang terbaik? Apakah bedanya dengan mereka yang mencontek? Ketika hasil ujian mereka (dalam kasus yang tadi) sama, maka apakah bedanya mereka yang belajar sungguh-sungguh dengan si tukang contek? Tak ada bedanya. Bagi saya penghargaan bukanlah dan tidaklah harus berupa piagam dan lain sebagainya, namun apresiasi berupa nilai murni atas hasil usaha masing-masing juga merupakan penghargaan yang begitu berharga.

Maka dari itu semua, sudah seharusnyalah kita sebagai mahasisa yang katanya harus bersikap kritis menentang hal tersebut. Menentang perilaku mencontek akan memperbaiki banyak keadaan yang sudah cukup buruk saat ini. Akreditasi A hanyalah sebuah status sampah apabila orang didalamnya tidak dapat menjaga kredibilitas status tersebut. Semoga artikel yang saya buat ini dapat membuka mata pembaca sekalian J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar