Gunadarma BAAK News

Minggu, 20 Oktober 2013

PESAT GUNADARMA 2013

Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol.5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559
Grahani & Pasaribu, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh… E-242

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP RISIKO SISTEMATIS SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Tercatat dalam Indeks Kompas 100 di
Bursa Efek Indonesia Januari 2008 – Januari 2013)
Hedwig Ajeng Grahani
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Email : hedwigajeng@yahoo.com
Rowland Bismark Fernando Pasaribu
Staff, Universitas Gunadarma
Email: rowland_pasaribu@staff.gunadarma.ac.id

Abstrak
Penelitian ini merupakan studi tentang rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas,
rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio keuntungan sebagai faktor yang berpengaruh
terhadap risiko sistematis pada saham. Dari studi ini akan mengetahui faktor atau
variabel mana dari rasio keuangan yang berpengaruh paling dominan terhadap risiko
sistematis saham baik secara stimultan maupun parsial. Yang dimaksud risiko
sistematis disini adalah beta saham sendiri. Pengukuran risiko sistematis sendiri dengan
menggunakan perhitungan standar deviasi. Perhitungan tersebut nantinya akan sangat
berpengaruh pada pengambilan keputusan pemilihan saham, yang nantinya juga akan
berpengaruh pada pemahaman sejauh mana risiko tersebut berpengaruh. Penelitian ini
menggunakan data triwulan dari sembilan belas perusahaan tetap yang ada di dalam
indeks kompas 100 periode Januari 2008 – Januari 2013. Sebanyak sembilan belas
perusahaan yang dapat dijadikan populasi dan empat yang dijadikan sample
penelitiannya. Metode yang digunakan untuk penelitian adalah dengan uji regresi linier
berganda. Hasil uji dari perhitungan tersebut nantinya akan menghasilkan rumusan
akhir mengenai mana variable yang paling berpengaruh. Dalam pengolahan data saham
perusahaan juga menggunakan pemilahan terhadap perusahaan sample.
Kata Kunci : Beta Saham, Deviasi Standar, Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio
Solvabilitas, Rasio Keuntungan.

PENDAHULUAN
Dewasa ini dunia investasi semakin mendapatkan tempat yang penting di dalam
masyarakat. Perkembangan ekonomi dan teknologi menjadikannya salah satu sumber
penghasilan dan bisnis masyarakat dewasa ini. Banyak produk investasi yang marak
ditawarkan di dalam masyarakat. saham adalah salah satu yang paling banyak diminati
dan yang menjadi gambaran utama dari dunia investasi sendiri. Saham merupakan salah
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol.5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559
Grahani & Pasaribu, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh… E-243
satu produk investasi yang dari padanya sebagian besar masyarakat yang menjadi
investor mendulang keuntungan yang cukup besar. Namun dibalik itu semua saham
juga memiliki nilai negatifnya. Keuntungan yang besar juga dibarengi dengan risiko
yang besar pula. Risiko pada saham dapat diamati secara seksama dan bahkan dapat
dihindari oleh para investor sendiri. Hanya tergantung pada bagaimana cara
pengamatannya dan pemahaman investor sendiri terhadap risiko saham tersebut. Risiko
saham sendiri terbagi menjadi dua, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.
Yang akan dibahas dalam penelitian kali ini adalah risiko sistematis pada saham yang
penggambaran besarannya terdapat dalam perhitungan beta saham individual. Risiko
sistematis merupakan risiko yang dipengaruhi oleh faktor-faktor makro.
Risiko sistematis tidak dapat dihindari, seberapapun porsi nya pasti akan ditemui.
Risiko sistematis juga tidak dapat terdiversifikasi, maka dari itu penting bagi investor
untuk dapat mengetahui lebih dalam mengenai risiko sistematis sehingga dapat
mengetahui bagaimana porsi dan dampak terjadinya.
Risiko sendiri merupakan faktor utama yang sudah seharusnya menjadi bahan
pertimbangan masyarakat kelak apabila ingin menginvestasikan uangnya kedalam suatu
produk investasi. Risiko yang ada harus sesuai dengan tingkat pengembalian yang
diterimakan oleh investor. Bagian inilah yang akan menjadikan penelitian ini dapat
dilihat dalam lingkup yang lebih luas. Tujuan utama dari penelitian ini adalah agar
masyarakat yang akan menanamkan uangnya dalam produk investasi maupun mereka
yang telah menjadi investor dapat memperhitungkan sejauh mana risiko berpengaruh.
Hal tersebut dapat ditelaah dari kumpulan data perusahaan, dalam hal ini yaitu meliputi
rasio keuangan yang dapat dipetakan dari laporan keuangan perusahaan sendiri.
Apabila hasil dari penelitian ini dapat diterapkan dalam masyarakat konsumen produk
investasi secara tepat, dapat dipastikan risiko yang ada dalam saham dalam hal ini
risiko sistematis dapat lebih dihindari dan dapat diamati asal faktor pemicunya. Dengan
demikian diharapkan masyarakat akan semakin banyak yang ikut serta dalam aktivitas
dunia investasi, sehingga akan tercapainya kesejahteraan masyarakat yang lebih merata.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Pasaribu (2008) bahwa dapat dilihat pengaruh
beberapa rasio keuangan sebagai variabel independen terhadap variabel dependen baik
secara simultan maupun secara parsial. Dari penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan juga oleh Prakosa dan Haryanto (2012) menyatakan bahwa dari lima faktor
yang diinput sebagai faktor yang akan mempengaruhi beta saham, hanya tiga faktor
diantaranya yang berpengaruh secara signifikan terhadap beta saham. Hal ini
membuktikan bahwa tidak semua aspek berpengaruh pada beta saham perusahaan
sendiri. Terdapat pula penelitian yang membahas mengenai risiko sistematis saham
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningtyas (2012) menyatakan bahwa ada
beberapa dari variabel rasio keuangan yang termasuk dalam struktur modal yang
berpengaruh pada variabel dependennya. Ketiga penelitian terdahulu adalah contoh dari
sekian banyak penelitian yang mengungkap tentang cara kerja dan pengaruh dari risiko
sistematis sendiri.
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol.5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559
Grahani & Pasaribu, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh… E-244
Dari keseluruhan pada intinya penelitian kali ini diperlukan untuk dapat
mengungkapkan bagaimana faktor yang menjadi variabel tersebut berpengaruh ada
risiko saham, sehingga dapat diteliti dan dilihat tingkat signifikannya. Dari hal tersebut
dapat diketahui pengambilan keputusan seperti apa yang paling tepat untuk dapat hasil
investasi yang ideal dan sesuai dengan apa yang sudah diharapkan sebelumnya oleh
investor sendiri. Faktor yang nantinya paling berpengaruh nantinya dapat diamati
secara lebih mendetail supaya mendapat gambaran bagaimana cara kerja pengaruhnya
dan bagaimana pengambilan keputusan yang paling tepat dari hasil tersebut. Tujuan
penelitian kali ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun simultan.

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian kali ini yang menjadi populasi adalah saham dari indeks yang ada di
dalam indeks kompas 100 selama tahun 2008 sampai tahun 2013. Hanya ada sembilan
belas perusahaan yang menjadi populasi, empat diantaranya adalah sample untuk
penelitian kali ini. Empat perusahaan tersebut antara lain AALI, ASII, PGAS, dan
MAPI.
Tabel 1
Variabel Penelitian
VARIABEL
DEPENDEN Deviasi Standar = √
VARIABEL
INDEPENDEN 1. Rasio Likuiditas
Rasio Lancar : aktiva lancar / hutang lancar
2. Rasio Aktivitas
Rasio Total Hutang Terhadap Total Aktiva : total hutang / total aktiva
Rasio Hutang Jangka Panjang Terhadap Ekuitas : hutang jangka panjang / modal
sendiri
3. Rasio Solvabilitas
Perputaran Total Aset : penjualan bersih / total aktiva
Perputaran Persediaan : HPP / persediaan rata-rata
Rata-rata Persediaan Dalam Hari : (persediaan × 360) / HPP
Perputaran Modal Kerja : penjualan bersih / (aktiva lancar - hutang lancar)
4. Rasio Keuntungan
Pias Laba Kotor : (penjualan bersih - HPP) / penjualan bersih
Pias Penjualan : laba bersih setelah pajak / penjualan bersih
ROA : EBIT / total aktiva
ROE : laba bersih setelah pajak / modal sendiri
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol.5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559
Grahani & Pasaribu, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh… E-245
Dengan kriteria pemilahan yaitu merupakan perusahaan yang paling liquid dan juga
dengan penyesuaian metode perhitungan rasio keuangan yang tidak dapat digunakan
untuk seluruh perusahaan tersebut. Variabel dependen dalam penelitian kali ini adalah
beta saham dan variabel independen nya adalah rasio keuangan perusahaan, sedang
formula deviasi standar sendiri yang merupakan pengukuran risiko sistematis dan
formula variable independentnya dapat dilihat pada tabel 1.
Sedangkan persamaan regresi yang digunakan untuk mendapatkan koefisien regresi
antara risiko sistematis saham terhadap variable rasio keuangannya adalah :
Risk i = α + β1 likuiditas + β2 aktivitas + β3 solvabilitas + β4 keuntungan
Dimana Risk i adalah risiko sistematis saham I, α adalah konstanta untuk masingmasing
saham I, β1 likuiditas adalah beta pertama rasio likuiditas masing-masing
saham I, β2 aktivitas adalah beta ke-dua rasio aktivitas masing-masing saham I, β3
solvabilitas adalah beta ke-tiga rasio solvabilitas masing-masing saham I, β4
keuntungan adalah beta ke-empat rasio keuntungan masing-masing saham I. Pengertian
beta sendiri adalah ukuran risiko yang bersumber dari hubungan antara tingkat
keuntungan suatu saham dengan pasar.
Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda, sedangkan pengujian
menggunakan uji hipotesis. Dilakukan dengan pendekatan signifikan F dan t dengan
ketentuan H0 ditolak jika t < 0,05. Demikian juga untuk pengujian secara simultan.

PEMBAHASAN
Statistik Deskripsi
Tabel 2
Deskripsi Statistika
N Min Maks Rata-rata Deviasi
Standar
RS 80 .0116 1.1880 .047504 .1377213
CR 80 .6593 5.5876 1.844811 1.0936182
DTA 80 .1412 .7002 .466806 .1626833
LDER 80 .0225 2.0045 .506068 .4481530
TATO 80 .0000 1.0000 .600000 .4929888
ITO 80 .0000 658.0000 76.000000 149.4869708
ADI 80 1.0000 868.0000 145.462500 193.1268976
WCTO 80 -14.0000 75.0000 8.712500 14.9684848
GPM 80 .1819 .6351 .429374 .1526120
NPM 80 -.0201 .4952 .181096 .1263804
ROA 80 .0122 .6891 .176741 .1438038
ROE 80 -.0619 .5309 .183011 .1246149
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol.5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559
Grahani & Pasaribu, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh… E-246
Dari tabel 2 diatas dapat dilihat nilai-nilai variable penelitian. Dimana RS sebagai
variable dependent memiliki nilai min 0.0116, nilai maks 1.1880, nilai rata-rata
0.047504, dan deviasi standar 0.1377213. CR sebagai perwakilan dari rasio likuiditas
memiliki nilai min sebesar 0.6593, nilai maks sebesar 5.5876, nilai rata-rata sebesar
1.844811, dan deviasi standar sebesar 1.0936182. DTA sebagai perwakilan dari rasio
aktivitas memiliki nilai min sebesar 0.1412, nilai maks sebesar 0.7002, nilai rata-rata
sebesar 0.466806, dan deviasi standar 0.1626833. TATO sebagai perwakilan dari rasio
solvabilitas memiliki nilai min sebesar 0.0000, nilai maks sebesar 1.0000, nilai rata-rata
sebesar 0.600000, dan nilai deviasi standar sebesar 0.4929888. GPM sebagai
perwakilan dari rasio keuntungan memiliki nilai min sebesar 0.1819, nilai maks sebesar
0.6351, nilai rata-rata sebesar 0.429374, dan deviasi standar sebesar 0.1526120.
Dari hasil olah data diatas dapat dilihat bahwa terjadi ketidaknormalan data maksimal
dan minimal dari dua faktor yaitu ITO dan ADI. Dari data minimal yang dimiliki
variabel ITO dan ADI dapat kita lihat nilainya adalah 0. Bisa kita lihat pula bahwa nilai
maksimal yang variabel ITO dan ADI miliki masing-masing adalah 658,0000 dan
868,0000. Terjadi perbedaan atau gap yang sangat jauh tertimbang dengan variabel
lainnya. Sehingga menyebabkan adanya penyimpangan deviasi standar yang
nominalnya menjadi sangat besar. Perbedaan dua data tersebut sangat mencolok
sehingga tidak dapat atau kurang dapat dijadikan prediksi atas variabel dependen. Perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor diluar faktor rasio keuangan
yang mungkin mampu menjelaskan terjadinya hal tersebut, juga dapat digunakan untuk
prediksi data variabel dependen dan lebih peka.
Interpretasi Persamaan Multiregresi
Tabel 3
Koefisien
Variabel B Variabel B
CR 0.0134512 WCTO 0.0000026
DTA 0.0095003 GPM -0.2638936
LDER 0.0910101 NPM 0.0525712
TATO 0.0145934 ROA 0.0710142
ITO -0.0001305 ROE 0.0002095
ADI -0.0000007
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa variabel GPM merupakan variabel yang
paling dominan, nilai variabel GPM adalah sebesar -0.2638936. Kemudian dapat dilihat pula
untuk variabel ITO, ADI, dan GPM merupakan variabel yang memiliki implikasi atau arah
pergerakan yang bertolak belakang terhadap beta saham.
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol.5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559
Grahani & Pasaribu, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh… E-247
Apabila ada kenaikan variabel ITO sebesar 1% akan mengakibatkan risiko sistematis berkurang
sebesar 0,013%, dan untuk kenaikan variabel ADI sebesar 1% akan mengakibatkan risiko
sistematis berkurang sebesar 0,0001%, sama hal nya dengan apabila variabel GPM mengalami
kenaikan sebesar 1% akan mengakibatkan risiko sistematis saham berkurang sebesar 26,4%.
Dari tabel 4 diatas pula dapat ditarik persamaan multiregresi sebagai berikut :
Beta = 0.0095003 DTA + 0.0910101 LDER + 0.0145934 TATO – 0.0001305 ITO - 0.0000007
ADI + 0.0000026 WCTO – 0.2638936 GPM + 0.0525712 NPM + 0.0710142 ROA +
0.0002095 ROE
Uji Hipotesis
Tabel 4
Hasil Uji Hipotesis
Variable Sig t Variabel Sig t
CR .615 WCTO .998
DTA .965 GPM .214
LDER .306 NPM .868
TATO .739 ROA .697
ITO .574 ROE .999
ADI .996 Sig f .951
Adj R² .561
Dari tabel 4 diatas kita dapat melihat bahwa nilai dari Sig t masing-masing variabel independen
adalah lebih dari α 0,05 ,maka dari itu dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen
yang ada tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, dalam hal ini lebih
spesifiknya variabel independen tidak berpengaruh secara parsial pada variabel dependen yaitu
risiko sistematis.
Selain itu pula, kita dapat melihat besaran nilai Sig f. Nilai Sig f juga lebih besar dari α 0,05
,maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel independen yang ada tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen, lebih spesifik lagi bahwa dapat diartikan variabel
independen tidak berpengaruh pada variabel dependen secara simultan. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa model regresi ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel
dependen. Hal ini dikarenakan tingkat probabilitas signifikan adalah > α 0,05. Hal ini
menyatakan pula bahwa H0 diterima, yang berarti bahwa variabel yang dimasukan dalam
penelitian tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen. Variabel independen
dalam penelitian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependent baik secara
stimultan ataupun secara parsial.
Tidak hanya sampai disitu, dalam tabel 5 kita dapat melihat pula besaran nilai Adj R Square.
Dalam tabel 5 menunjukan bahwa nilai Adj R Square adalah sebesar 0,561. Ini mempunyai arti
bahwa koefisien determinasi nya sudah terkoreksi sebesar 0,561 atau sebesar 56,1%. Secara
statistik ini berarti bahwa sebesar 56,1% dari variabel dependen yaitu risiko sistematis saham
(beta saham) dapat dijelaskan oleh variabel independennya yaitu CR, DTA, LDER, TATO,
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol.5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559
Grahani & Pasaribu, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh… E-248
ITO, ADI, WCTO, GPM, NPM, ROA, ROE. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 43,9%
disebabkan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukan dalam penelitian kali ini.
Dari penjelasan diatas terdapat sedikit kejanggalan atau dapat dikatakan terjadi peristiwa
ekonomi yang menyebabkan hasil dari perhitungan data diatas. Dari data diatas dikatakan
bahwa variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen
baik secara parsial maupun simultan. Namun demikian data juga menunjukan bahwa variabel
independen yang ada dapat menjelaskan variabel dependen, bahkan hingga 56,1%. Hal itu
berarti ada suatu fenomena ekonomi yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi. Masa kini
dapat kita lihat bahwa sebenarnya data histori perusahaan bukanlah satu-satunya sumber untuk
kita dapat mengambil kesimpulan atau keputusan investasi terhadap suatu saham perusahaan
tertentu. Pada kenyataannya banyak diantaranya data histori sebuah perusahaan yang
dipublikasikan tidaklah lengkap, atau bahkan sebagian tidak di perbaharui sesuai dengan yang
sudah terjadi saat ini. Oleh karena itu hasil olahan data menunjukan bahwa variabel independen
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Dapat kita lihat pula saat ini,
perekonomian di Indonesia pun sedang sangat dipengaruhi oleh gosip atau rumor. Banyak
kejadian mengatakan bahwa naik turunnya harga suatu saham atau bahkan tingkat risiko yang
kita bahas dipengaruhi juga oleh hal-hal keseharian yang terjadi dalam dunia ekonomi maunpun
non ekonomi. Contoh yang baru terjadi adalah mengenai naik turunnya nilai tukar rupiah
terhadap dollar yang sempat membuat negara kita mengalami inflasi, hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap dunia investasi negara kita. Jelas terlihat bahwa sebagian besar investor
di negara kita masih dikuasai asing, apabila ekonomi negara kita kolaps sedikit saja hal tersebut
sudah sangat berpengaruh terhadap keputusan investasi pada investor asing. Hal-hal terkait
seperti inilah yang menjadikan variabel independen dalam hasil olah data tidak berpengaruh
pada variabel dependen secara signifikan. Namun, walaupun demikian tetaplah dikatakan
bahwa variabel independen pada penelitian kali ini dikatakan dapat menjelaskan variabel
dependen. Hal ini dapat dijelaskan secara sederhana, apabila kita lihat perhitungan risiko
sistematis dan juga perhitungan rasio keuangan sebagai variabel indepen nya merupakan cara
yang umum digunakan atau bahkan cara fundamental yang paling awal yang biasa dilakukan
oleh para investor. Dikatakan dapat menjelaskan variabel dependen karena bagaimanapun juga
dari perhitungan besaran rasio keuangan suatu perusahaan dapat menggambarkan kondisi di
dalam perusahaan tersebut. Walaupun masih banyak data yang tidak diperbaharui atau kurang
lengkap, tetap saja pada dasarnya rasio keuangan perusahaan adalah hal paling mendasar yang
dapat menjelaskan kondisi perusahaan dari berbagai sisi. Apabila kondisi perusahaan tersebut
dalam keadaan baik, pada umumnya dapat terlihat dari data perusahaan yang baik pula. Berlaku
sebaliknya.
Komparasi Hasil Olah Data Dengan Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian terdahulu Prakosa (2012) mendapatkan bahwa ada pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dan bersifat signifikan.
Dapat dikatakan bahwa variabel independen dapat memprediksi variabel dependen.
Lain hal nya dengan penelitian kali ini yang hasilnya menyatakan bahwa tidak ada
pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen, namun dikatakan
bahwa variabel independen dapat memprediksi variabel dependen. Kemudian untuk
bentuk implikasi dari koefisien beta pun juga memiliki hasil yang berbeda pula.
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol.5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559
Grahani & Pasaribu, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh… E-249
Penelitian terdahulu menyatakan bahwa untuk arah pergerakan atau implikasi dari
variabel indpenden terhadap variabel dependen yang paling dominan adalah variabel
total aset perusahaan yang dikalikan dengan log. Sedangkan untuk penelitian kali ini
yang menjadi variabel independen paling dominan adalah ITO, ADI, dan GPM.
Kemudian dari penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu (2012) didapatkan bahwa
pendekatan individual VaR belum berhasil membuktikan pola hubungan risiko dan
likuiditas tiap saham, penelitiannya juga sudah sampai pada tingkat portofolio, terbukti
bahwa diversifikasi portofolio dapat menurunkan tingkat risiko. Berbeda dengan
penelitian kali ini yang baru sampai pada tahap penelitian saham individual,
persamaannya hanya pada bahwa rasio keuangan sebagai variabel independen tidak
berpengaruh pada risiko sistematis saham sebagai variabel dependen. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Kusumaningtyas (2012) menyatakan bahwa variabel independen
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen, walaupun tidak semua
variabel independennya berpengaruh. Berbeda dengan penelitian kali ini yang
menyatakan bahwa tidak ada pengaruh secara signifikan dari variabel independen
terhadap variabel dependennya.
Dari berbagai hasil penelitian yang ada diharapkan para investor dapat lebih cermat dan
teliti dalam pengambilan keputusan investasi. Investor dapat menggunakan berbagai
sumber untuk informasi lebih luas mengenai dunia investasi. Khususnya dengan adanya
berbagai penelitian ini juga mendorong masyarakat untuk mau lebih aktif dan
menumbuhkan minat masyarakat untuk terjun ke dalam dunia investasi. Diharapkan
dengan adanya penelitian dan hasil penelitian yang ada memberi kemudahan bagi
masyarakat pada umumnya dan investor khususnya untuk dapat mengenal dunia
investasi beserta risiko yang juga dipastikan ikut serta dalam dunia investasi.

SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa baik secara simultan maupun
secara parsial variabel independen yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
solvanilitas, dan rasio keuntungan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Namun demikian variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen, terlihat
dari hasil olah data diatas.
Saran bagi para investor khususnya bahwa perlu adanya penelitian atau pengamatan
secara cermat oleh investor pribadi mengenai data risiko sistematis saham. Investor
dengan demikian sudah mengurangi sedikitnya beberapa persen bagian gagal dalam
pemilihan saham mana yang baik bagi keputusan investasinya. Kemudian untuk
penelitian yang akan datang, akan lebih baik apabila menggunakan sampel data yang
lebih banyak lagi dan lebih beranekaragam lagi jenis sektornya. Sehingga hasil
penelitian dapat digunakan oleh banyak pihak di lebih banyak sisi.
Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol.5 Oktober 2013
Bandung, 8-9 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559
Grahani &Pasaribu, Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh… E-250

Sabtu, 19 Oktober 2013

INDIA OH INDIA



Halohaaa... siapa disini yang gak kenal Bollywood. Sudah pasti akan langsung terpikirkan dengan satu negara yaitu India. Yang tidak lain adalah satu negara yang banyak memproduksi dan memiliki akses terbesar dalam dunia Bollywood. Jangan kaget dulu, disini saya bukan mau membahas tentang bollywood tentunya. Tapi hal yang lebih ajaib dan mengagumkan lagi diluar area Bollywood.
Apakah itu?
Okay, lets begin to talk about my oppertunity to join ASEAN STUDENT VISIT INDIA 2013. Saya dan 23 rekan saya lainnya yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia diberi kesempatan untuk mengikuti proram pertukaran penmuda se ASEAN. Kali ini bertempat di negara yang sangat kaya akan budaya tarinya yaitu India. Rekanan saya sesama delegasi dari Indonesia ada yang berasal dari Universitas Udayana (Bali), Universitas Gadjah Mada (Yogyakarta), Universitas Padjadjaran (Bandung), Universitas Sumatera Utara (Medan), Universitas Bina Nusantara (Jakarta), Universitas Indonesia (Jakarta) dan beberapa universitas lainnya. Saya sendiri merasa bangga karena bisa menjadi perwakilan dari Universitas Gunadarma. Kami adalah perwakilan resmi dari kampus terpilih, hanya ada satu delegasi perwakilan dari tiap-tiap kampus terpilih.
Setelah fix dalam menentukan delegasi terpilih, kemudian kami mengadakan PDT (pre departure training). Yang merupakan pembekalan untuk para delegasi sebelum keberangkatan ke India. PDT tersebut diadakan empat hari sebelum para delegasi berangkat ke India. Pada saat itu kami mempersiapkan diri meliputi pembekalan materi, persiapan batasan diskusi, situasi dan lingkungan di India, apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan disana, dan terakhir yang paling menyenangkan adalah persiapan cultural performance. Hanya empat hari, begitu kira-kira waktunya kami 24 delegasi dari Indonesia mempersiapkan cultural performance semaksimal mungkin.
Pada akhirnya kamipun berangkat bersama ke India, inilah kegiatan kami selama disana :
DAY 1 - 2
LAPORAN ASVI , 22 SEPTEMBER 2013

City tour of mumbai

Setelah lepas sarapan dan pembagian uang saku dari pemetintah india selaku tuan rumah, para delegasi segera bersiap untuk berangkat mrngunjungi beberapa tempat menarik di mumbai. Delegasi Indonesia ada dalam satu bus yang sama dengan delegasi laos. Tidak ada yang terlambat dan tepat pada pukul 09.00 pagi delegasi indonesia, malaysia dan laos brangkat didampingi oleh pic masingmasing.
Tempat pertama yang dikunjungi adalah gateway of india, dsana kami hanya mengambil beberapa gambar kemudian tepat pukul 12.00 kami kembali lagi ke bus untuk melanjutkan perjalanan.
Setelah itu kami berhenti sejenak untuk mengambil makan siang. Makan siang dilaksanakan pada pukul 13.30 di dalam bus sambil mrlanjutkan perjalanan. Makan siang berupa mcd donald yang di dapat dari sebuah mall terdekat. 
Acara dilanjutkan kembali. Kami mengunjungi rumah salah satu artis terkenal yaitu shah rukhan. Beberapa rumah artis bollywood terkenalpun ada dalam komplek tersrbut. Komplek apik dengan view yang cantik langsung mrnghadap pantai.
Setelah itu kami mrlanjutkan perjalanan lagi. Tujuan terakhir city tour kami adalah mall phoenix. Dsana kami diberikan waktu tiga jam untuk membeli oleholeh atau keperluan lainnya. Bersamasama delegasi lainnya kami berjalan mengeksplore apa saja yang ada di dalam mall tsb. 
Singkat cerita pada pukul 17.30 kami krmbali ke tempat awal berkumpul. Dsana kemudian kami mngecek kelengkapan delegasi dan setrlah yakin lrngkap kami krmbali ke bus untuk krmbali lagi ke hotel. 
Di hotel kami hanya punya waktu setengah jam untuk istirahat, dan acara dilanjutkan krmbali dengan makan malam bersama dan acara briefing drngan aptech. Acara tersebut dilaksanakan pada pukul 20.00 tepat. Aptech memperkenalkan serta mrnawarkan kerjasama training untuk bisnis edukasi trknoligi dan industri antar negara. Khususnya untuk kami delegasi indonesia yang aktif dalam tanya jawab dan eksplor informasi trntang aptech. Aptech menawarkan kerjasama internship untuk indonesia, indonesia diajak untuk mrngirimkan satu nama delegasi indonesia untuk mrngikuti program tsb yang bertrmpat di india.
Setelah acara tersebut, delegasi indonesia kemudian beristirahat sejenak sambil bercengkrama dengan delegasi negara lainnya. Tepat pukul 21.00 delegasi indonesia mengadakan briefing group, untuk mengatur apa saja yang akan dilaksanakan besok hari. 
Pada intinya hari ini kami dalam keadaan yang masih kondusif, aman, dan terkoordinir satu dan yang lainnya.

LAPORAN ASVI 23 SEPTEMBER 2013
Pada pagi hari pukul 06.00 kami delegasi Indonesia bangun pagi. Seperti biasa resepsionist memberikan morning call pada delegasi. Kemudian pada pukul 07.00 kami sudah siap di ruang sarapan dengan menggunakan baju A1 tanpa peci. Setelah itu semua kami merapat untuk briefing. Tepat pada pukul 07.30 kami berangkat bersama rombongan delegasi lainnya untuk mengunjungi beberapa tempat yang sudah ditentukan.
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah TCS, kami disana tepat pada pukul 09.00. disana kami mendapatkan presentasi dari tiga narasumber yang berbeda secara berurutan. Kami membaur dengan para delegasi lainnya. Para narasumber menjelaskan TCS dari berbagai perspektif yang ada, dari skala local sampai pada skala internasional.
Kemudian kami sebagai delegasi Indonesia juga aktif dalam menyampaikan pendapat dan mengajukan pertanyaan untuk lebih dapat mengeksplore informasi mengenai TCS.
Kemudian kami selesai disana pada pukul 11.00. kami melanjutkan lagi perjalanan ke tempat lainnya yang sudah ditentukan. Tepat tujuan kami selanjutnya adalah Hindustan Unilever Limited. Kami tiba disana pada pukul 11.30. pada dasarnya HUL sama dengan PT unilever yang ada di Negara kita Indonesia.
Kami dijelaskan mengenai sejarah, latar belakang, visi dan misi serta bisnis dan tujuan market dari pada HUL sendiri. Kami juga aktif mengemukakan pendapat dan kami juga mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan HUL, berhubung Negara kita juga termasuk dalam salah satu Negara yang memiliki PT unilever yang cukup besar, sekaligus juga sebagai pihak konsumen terbesar untuk seluruh produk unilever.
Sampai pada pukul 13.30 kami selesai acara diskusi dan presentasi. Kemudian dilanjutkan dengan makan siang bersama. Kami sangat menikmati acara tersebut. Sesudahnya pada pukul 15.00 kami meninggalkan HUL. Kembali kami melanjutkan perjalanan ke tempat berikutnya yang juga merupakan destinasi atau tempat terakhir yang akan kami kunjungi.
Selanjutnya pada pukul 16.00 kami tiba di whistling woods international. Dimana tempat tersebut adalah merupakan universitas untuk bidang perfilman yang sangat terkenal dan sudah cukup mendunia.
Berada di Mumbai dengan dominasi tempat yang cukup teduh karena ada di dalam daerah perhutanan. Disana kami dipandu dengan guide mengelilingi kampus dan melihat berbagai fasilitas dan tempat yang ada di dalam kampus berkaitan dengan dunia perfilman. Sebelum kami meninggalkan tempat, kami berkumpul sebentar di sebuah ruang rapat atau bisa disebut aula.
Disana ada satu narasumber yang mempresentasikan tentang kampus tersebut, dengan berbagai sisi dan informasi yang berkaitan dengan kampus tersebut. Mulai dari sejarah sampai pada skala internasional kampus tersebut. Kami juga disuguhkan untuk menonton dua film indie buatan student kampus WWI sendiri, ada dua film yang cukup bagus yang disuguhkan untuk kami.
Kemudian sampai pada pukul 18.00 selesai sudah acara kami untuk kunjungan hari itu. Sebelum kembali ke bus masing-masing beberapa dari kami delegasi Indonesia dipersilakan untuk ibadat dahulu.
Selesai semua acara kami kembali ke hotel, tiba di hotel pada pukul 19.00. tidak ada acara lanjutan, hanya dipersilakan untuk makan malam dan berkemas, berhubung besok kami akan pindah hotel dan kota ke Hyderabad.
Kami delegasi Indonesia sebelum beristirahat mengadakan briefing group terlebih dahulu untuk mengatur acara esok harinya. Kemudian kami beristirahat dan berkemas untuk acara besok. Latihan CP dipending, karena mengingat kami dari hari pertama belum cukup istirahat, dan ada baiknya kami memilih waktu untuk latihan CP yang lebih panjang.


Selasa, 15 Oktober 2013

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KONSUMEN

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarianpemilihanpembelianpenggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang. 

Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen.Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan ke dua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ke tiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.

Kotler dan Keller (2007a:214) menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan merupakan proses psikologis dasar yang memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen secara aktual mengambil keputusan pembelian. Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah model rangsangan-tanggapan. Pemasar bertugas untuk memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara datangnya rangsangan luar dan keputusan pembelian akhir. Empat proses psikologis penting--motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori--secara fundamental turut mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai rangsangan pemasaran. 
Sheth dalam Ma’ruf (2005:14) menyatakan bahwa proses keputusan konsumen bukanlah berakhir dengan pembelian, namun berlanjut hingga pembelian tersebut menjadi pengalaman bagi konsumen dalam menggunakan produk yang dibeli tersebut. Pengalaman itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pembelian di masa depan.
Kotler (2005a:223) menunjukkan bahwa di antara tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian terdapat minat membeli awal, yang mengukur kecenderungan pelanggan untuk melakukan suatu tindakan tertentu terhadap produk secara keseluruhan. Para ahli telah merumuskan proses pengambilan keputusan model lima tahap, meliputi:
1.      Pengenalan masalah. Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali masalah atau kebutuhan, yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya.
2.      Pencarian informasi. Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu:
-          Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
-          Sumber komersial: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan.
-          Sumber publik: media massa dan organisasi penilai konsumen.
-          Sumber pengalaman: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.
3.      Evaluasi alternatif. Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan ingatan selektif.
4.      Keputusan pembelian. Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran.
5.      Perilaku pasca pembelian. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang.

Untuk lebih jelasnya, proses pengambilan keputusan konsumen model lima tahap tersebut disajikan dalam gambar di bawah ini :

  

Menurut Kotler (2005a:220), terdapat lima peran dalam keputusan pembelian, yaitu:
a.       Initiator (orang yang mengusulkan gagasan untuk membeli).
b.      Influencer (orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan).
c.       Decision maker (orang yang mengambil keputusan).
d.      Buyer (orang yang melakukan pembelian aktual).
e.       User (orang yang mengonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tertentu.
 
SUMBER : 
http://www.zoeldhan-infomanajemen.com/2013/02/tahapan-proses-pengambilan-keputusan.html#sthash.O9tgSBop.dpu
http://www.zoeldhan-infomanajemen.com/2013/02/tahapan-proses-pengambilan-keputusan.html#sthash.UvqHdxOQ.dpuf
Kotler & Keller, Kevin L. 2007a, Manajemen Pemasaran ( Jilid 1 ), Cetakan Kedua, Indeks, Jakarta
Ma'ruf Jasman J 2005, Riset Perilaku Konsumen : Nilai Membeli Melalui Internet,Program Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.