NAMA
KELOMPOK :
1. ASTUTI
DIAH PERTIWI (18211124)
2. HEDWIG
AJENG GRAHANI (18211164)
3. PUTRI
EKA MARDIATI (15211643)
4. RINI
RISNAWATI (16211237)
5. ROPINGAH
(16211457)
KELAS : 4EA01
A. PENGERTIAN MODEL PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Model
adalah percontohan yang mengandung unsur yang bersifat penyederhanaanuntuk
dapat ditiru. Sedangkan pengambilan
keputusaan adalah suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara
cepat dan benar.
Menurut
Olaf Hermer model adalah abstraksi,
elemen-elemen tertentu dari situasi yang mungkin dapat membantu seseorang
menganalisis keputusan dan memehaminya dengan lebih baik.
B. PENTINGNYA MODEL PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
1. Untuk
mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsu-unsur itu ada
relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu.
2. Untuk
memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara
unsur-unsur itu.
3. Untuk
merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variable.
4. Untuk
memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.
C. KLASIFIKASI MODEL PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Klasifikasi
model pengambilan keputusan dapat digolongkan berdasarkan :
Tujuannya:
model latihan, model keputusan, model perencanaan. Pengertian tujuan disini
adalah dalam arti purpose.
Bidang
penerapannya (field of application) :
model tentang transportasi, model tentang persediaan barang, model tentang
pendidikan, model tentang kesehatan,dll.
Tingkatannya
(level) :
model tingkat manajemen kantor, tingkat kebijakan nasional, kebijakan regional,
kebijakan lokal,dll.
Ciri
waktunya (time character) :
model statis dan model dinamis.
Bentuknya
(form) :
model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik, dan non konflik.
Pengmbangan
analitik (analyticdevelopment) :
tingkat dimana matematika perlu digunakan,dll.
Kompleksitas
(complexity):
model sangat terinci, model sederhana, model global, model keseluruhan, dll.
Formalisasi
(formalization):
modelmengenai tingkat dimana interaksi itu telah direncanakan dan hasilnya
sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu dibicarakan juga.
Selanjutnya
Quade membedakan model kedalam dua
tipe, yaitu :
1.
Model
Kuantitatif
Model kuantitatif
(model matematika) adalah serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam
serangkaian hubungan matematis yang pasti, ini dapat berupa persamaan atau
analisis lainnya, atau merupakan instruksi bagi komputer yang berupa
program-program untuk komputer. Ada pun
ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi, dan
kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan
(praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya.
Contoh
: Indikator dari pemerataan dan perluasan pendidikan yaitu APK (Angka
Partisipasi Kotor) dan APM ( Angka Partisipasi Murni) untuk menentukan APM
tersebut dapat digunakan rumus sebagai berikut :
APM
= Usia 7 – 12 tahun yang ditampung di sekolah
× 100%
Usia 7 – 12
tahun seluruh siswa
2.
Model
Kualitatif
Model kualitatif didasarkan atas
asumsi-asumsi yang ketetapannya agak kurang jika dibandingkan dengan model
kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi
asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif
mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan
model.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar